Ibadah di Tanah Haram Makkah

Labbaik Allahumma labbaik. Labbaikalaa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika lak (Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan bagi-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu).

Hanya kalimat talbiyah di atas yang senantiasa terucap sepanjang perjalanan dari Madinah (setelah mengambil Miqat di Dhul Hulaifah) menuju ke masjidil haram di Makkah. Sungguh beruntungnya kami bisa dipanggil Allah untuk mengunjungi Masjidil Haram tempat suci bagi umat muslim di seluruh dunia.

 

 

Sebagai seorang muslim, mekah adalah satu kota yang sangat diimpikan untuk bisa dikunjungi apalagi kalau bukan untuk beribadah baik haji maupun umroh. Karena judunya adalah ibadah, tidak banyak cerita perjalanan yang bisa di sharing kecuali bagaimana antusiasnya umat muslim dari seluruh belahan dunia berkumpul di kota ini untuk beribadah. Satu yang cukup berkesan adalah bagimana ribuan umat muslim yang sedang tawaf mengelilingi Ka’bah bisa rapi membentuk shaf shalat dalam waktu hitungan menit setelah dikumandangkannya azan padahal untuk menyiapakan pasukan dalam sebuah upacara 17 Agustusan saja diperlukan gladi bersih sehari sebelumnya supaya barisan bisa rapi pada saat acara.

Semoga semua umat muslim bisa diberikan kesempatan untuk mengunjungi kota Makkah dan beribadah disana karena sungguh pahala ibadah di Masjidil Haram nilainya berlipat kali ibadah di masjid lain.

Leave a comment